Selasa, 02 November 2010

Resensi Buku "Batara Guru, Manurunge ri Luwu"

Buku karangan M. Akil AS, judulnya Batara Guru, Manurunge ri Luwu, terbitan Pustaka Refleksi.
Hampir seluruh kisah tentang proses alam dan manusia, selalu di awali dengan penciptaan langit, bumi dan manusia. Begitulah yang terlihat dari ajaran agama-agama Samawi maupun kitab kepercayaan lainnya.
Buku Batara Guru, Manurunge ri Luwu ini bercerita tentang hal tersebut dalam sudut pandang manusia di Tanah Luwu.

Intinya, disebutkan manusia pertama yang menginjakkan kakinya di Tanah Luwu ini bernama Batara Guru. Beliau adalah putra dari Dewa langit PatotoE yang dikirim ke dunia tengah/bumi agar nantinya keturunannya dapat mengirimkan doa dan pemujaan kepada PatotoE.
Oiya, di kepercayaan purba Luwu ada dua kerajaan alam gaib yaitu kerajaan langit disebut Boting Langi dan kerajaan Dasar laut di sebut Uri Liu. Boting Langi di pimpin oleh dewa penentu nasib PatotoE dan kerajaan dasar laut adalah tempat bertahtanya Guru Ri SelleQ yang juga adalah adik PatotoE. Bumi sendiri disebut dunia tengah (ale lino)
“Engkau adalah manusia dan Aku adalah Dewa” ucap PatotoE kepada Batara guru ketika Batara guru resmi menjadi manusia biasa.
Sejak saat itu Batara Guru menjalani hidupnya sebagai manusia biasa dan harus bekerja keras menghadapi hidup. Batara Guru kemudian menikah dengan We Nyiliq Timo yang tidak lain adalah sepupunya sendiri, putri dari penguasa dasar laut Uri Liu.
Dari pernikahan mereka lahirlah Batara Lattu yang adalah pemegang tahta kerajaan Luwu. Sampai sekarang di Sulawesi Selatan Kerajaan Luwu di sebut kerajaan tertua, saat ini Luwu menjadi Kabupaten di Sulawesi Selatan.
Lebih lengkapnya, silahkan dibaca bukunya Batara Guru, manurunge ri Luwu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar