Sabtu, 30 Oktober 2010

MISTERY OF SULAWESI ISLAND

Klik untuk memperbesar
Berbentuk Huruf K

Pulau Sulawesi merupakan salah satu dari sekian ribu pulau yang ada di seluruh dunia, yang jika dilihat dari bentuk fisiknya menyerupai huruf “K” ini, tentunya tidak begitu saja terbentuk. Pembentukan pulau Sulawesi atau pulau-pulau yang lain, bukan merupakan hal yang kebetulan terjadi, tetapi semua hal tersebut merupakan rancangan ilahi yang pasti mempunyai maksud dan tujuan bagi manusia. 

“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main, Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”.(Ad Dukhaan: 38-39)

“Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal”.(Al Baqarah: 269)
“Dan bumi serta penghamparannya” (Asy-Syams: 6)

Mengapa pulau SULAWESI terbentuk mirip dengan huruf K? Adakah hikmah di balik terbentuknya? Menurut para ahli Geologi, bahwa terbentuknya pulau Sulawesi yang terjadi secara alamiah oleh proses alam, memang berbeda dengan proses terbentuknya pulau-pulau yang lain di Negara Kepulauan Nusantara ini, bahkan hanya beberapa pulau di dunia yang mempunyai kesamaan dalam proses terbentuknya. Pulau Sulawesi terbentuk dari proses Endogen, yaitu proses yang terjadi karena adanya Pengangkatan dari dalam perut bumi. Artinya pembentukan pulau Sulawesi terjadi dengan sendirinya, tidak seperti pulau-pulau lain yang proses pembentukannya merupakan hasil Patahan/Pelepasan Daratan dari suatu Daratan Utama/Benua. 

Seperti pulau Jawa yang dulunya bersatu dengan pulau Sumatra dan bersatu dengan Malaysia terus ke daratan Asia. Pulau Kalimantan dulunya bersatu dengan sebagian daerah Malaysia terus ke Philipina terus ke daratan Asia. Pulau Maluku dulunya bersatu dengan Irian Jaya (kini Papua) bersatu dengan Papua New Guinea terus ke daratan Australia. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya persamaan flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) di antara masing-masing wilayah tersebut. 

Berbeda halnya dengan pulau Sulawesi yang memang dulunya terbentuk dengan sendirinya dari proses Endogen. Jadi pulau Sulawesi terbentuk bukan dari proses perpisahan daratan oleh proses alam dari dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia apalagi benua-benua lain. Hal ini terbukti dari ada beberapa jenis flora dan fauna yang tidak ada samanya di dunia, sebagai contoh hewan Anoang (sejenis hewan Rusa) dan hewan Kerbau Belang (Tedong Bonga) di Tana Toraja. “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah”. (QS. Shaad: 27)

Apakah proses Pengangkatan dari perut bumi itu merupakan Tanda bahwa Orang-orang Sulawesi khususnya Sulawesi Selatan akan terangkat derajatnya ? Dalam hal apa ? Atau adakah sesuatu kebenaran yang Allah SWT akan mengangkatnya ke permukaan bumi ini? Wallahu a’lam.

Bukankah beberapa peristiwa penting seperti pertikaian di Ambon, Palu dan Aceh dengan Gerakan Aceh Merdeka-nya (GAM = merujuk ke huruf G) setidaknya bisa diredam dengan turun tangannya beberapa orang Sulawesi Selatan. Untuk penyelesaian masalah GAM sendiri harus diadakan perjanjian damai di Helsinki (7 jenis huruf). Kalau benar bahwa sesuatu kebenaran akan terangkat atau muncul di atas daratan pulau Sulawesi khususnya pada Sulawesi Selatan yang beribukotakan Makassar ini, maka hal itu sangatlah sesuai dengan arti dan makna dari nama “Makassar” itu sendiri. Nama Makassar berasal dari kata “Mangkasara” yang artinya “Menjelma” atau “Mewujud”. Sebenarnya nama Makassar sendiri banyak versi asal-muasalnya, namun semua versi itu menujukkan satu arti, yaitu “Menjelmanya ajaran Islam” di tanah Sulawesi Selatan, yaitu di Kerajaan Tallo-Gowa. Kota Makassar sendiri dinyatakan lahir pada tahun 1607.

Walaupun nama Makassar pernah berubah menjadi Ujung Pandang (7 jenis huruf), namun nama Makassar kembali disahkan oleh Presiden (7 jenis huruf) RI, yaitu Bapak BJ Habibie, yang biasa dipanggil Pak Habibie (7 huruf).

Huruf K yang tampak pada bentuk pulau Sulawesi, tentu mempunyai hikmah. Salah satu hikmah yang terkandung mungkin merupakan kependekan dari sebuah kata yang mempunyai arti yang melambangkan sebuah isyarat dari Sang Penguasa Alam Jagat Raya ini.

Hikmahnya
Setiap orang yang diutus oleh Allah untuk membawa dan mengajarkan kebenaran, berarti dia adalah “Utusan” atau “Khalifah” yang artinya “Pengganti”. Siapakah yang digantikannya? Yaitu yang “Mengutusnya”. Kalau yang mengutusnya adalah “Raja”, berarti orang yang diutusnya pun adalah “Raja”, artinya “Khalifah Raja” atau “Pengganti Raja”. Nah sekarang siapakah yang akan menyangka bahwa suatu saat kelak Bahasa Inggris akan menjadi Bahasa Internasional. Berarti huruf “K” adalah “KING” artinya “Raja”. 

Hampir semua bahasa di muka bumi ini yang kata-katanya dimulai dari huruf K, berarti “Raja” atau “Pemimpin” atau “Pemerintah / Pemberi Perintah”. Bagi orang Jawa Bagi orang Makassar Bagi orang Bugis Bagi orang Maluku Bagi orang Papua Bagi orang Inggris Bagi orang Belanda Bagi orang Jerman Bagi orang Jepang Bagi orang Cina
Bagi orang India Bagi orang Mongolia Bagi orang Yunani Bagi orang Iran Bagi orang Arab, K berarti Kanjeng (Gelar Raja), Kyai (Ulama), Ki Semar (Orang Yang Bijaksana),

K berarti Karaeng (Raja) K berarti (To) Karajae ((Orang) Yang Diagungkan) K berarti Kulano (Raja) K berarti Korano atau Kendor (Raja) K berarti King (Raja), Knight (Kesatria) K berarti Koningin (Raja atau Ratu) K berarti Konig (Raja) K berarti Kokuoo atau Kizoku (Raja) K berarti Kwang Im (Dewi Kasih Sayang), Kung/Kun (Ilmu) K berarti Khresna (Dewa Kedamaian) K berarti Khan (Agung) K berarti Kaisar (Raja) K berarti Kisra (Raja) K dapat ditafsirkan sebagai KUN.

KUN adalah Kata Perintah (Fi’il Amr) yang artinya “Jadilah”. Maksudnya bahwa Kata Perintah itu bukan hanya ditujukan pada proses penciptaan sesuatu yang merupakan Hak Mutlak Dia. Tetapi Dia akan mengutus seorang manusia untuk “Pembawa Perintah” untuk mengarahkan atau menjadikan manusia untuk kembali kepada jalur kebenaran sesuai Al Qur’an dan Al Hadits.

Jadi orang tersebut akan datang untuk membangun masyarakat yang Karim (Mulia) dan menghancurkan masyarakat yang Kafir (Ingkar). Kata Karim dan Kafir keduanya merujuk ke huruf K.
Dalam Al Qur’an sendiri banyak sekali kata-kata yang mempunyai arti yang khusus yang dimulai dengan huruf K, seperti kata “Kursiy” yang artinya “Singgasana” dalam Ayat Kursiy, kata “Kahfi” (Nama Goa tempat dimana 7 orang Pemuda yang ditidurkan oleh Allah SWT selama kurang lebih 309 tahun) dalam Surah Al Kahfi.
Bagi seorang dokter K berarti Vitamin K, yaitu vitamin yang berguna dalam pembekuan darah. Bila terjadi luka yang mengakibatkan darah mengalir, maka Vitamin K inilah yang bertugas untuk membekukan darah agar membendung darah yang banyak keluar.

Bagi pecandu ikan hias K berarti Koi, yaitu sejenis ikan hias yang bagi orang Jepang melambangkan “Kebangkitan” dan “Cinta Kasih”. Dan masih banyak lagi.

Berdasarkan keterangan dari awal sampai akhir, cobalah kita amati gambar Masjidil Haram di Mekkah dan hubungannya dengan gambar/sketsa kepulauan Nusantara (Indonesia).

Indonesia Timur Tengah berdasarkan deret hitung, huruf K jatuh pada deret ke 11 dan huruf Kaf,dalam bahasa Arab, jatuh pada deret ke 22, jadi anggaplah angka 11 dikali dengan angka 2 (sebagai simbol Dua Kalimat Syahadat) maka: 11 x 2 = 22 Dua Kalimat Syahadat terdiri dari 7 kata Suci , jadi bila ditulis secara acak maka akan menjadi : kenapa sulawesi tidak berbentuk huruf Kaf, tetapi berbentuk huruf K, mungkin ini petunjuk dari Allah SWT bahwa ada "sesuatu" yang akan "diangkat" atau "dimunculkan" atau "di jelmakan" dari Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan yang ada hubungannya dengan bangsa Arab sebagai sumber Agama Islam, Wallahu A'lam.

Cobalah kita tengok para pemain Olah Raga sepak bola, rata-rata yang bernomor punggung 7 dan 11 yang sering menjadi momok bagi lawan-lawannya.

Pulau Sulawesi mempunyai kemiripan dengan salah satu pulau yang terletak di kepuluaan Maluku. Hanya saja ukurannya yang sangat jauh berbeda. Dari bukti sejarah, dahulu kala di masa-masa berdirinya kerajaan, kerajaan yang ada di Sulawesi khususnya Sulawesi Selatan tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan kerajaan di Maluku. Mereka bagaikan dan bahkan memang bersaudara. 

Kita coba melihat hikmahnya. Kita tentu sudah pasti mengetahui Sabda Rasulullah saw. yang menganjurkan kita untuk Shalat Sunnat Dhuha, yang dimulai dari jam 07.00 – 11.00. Berawal dari angka 7 dan berakhir dengan angka 11. Selisih waktu dari jam 7 ke jam 11 adalah 4 jam. Nah pulau Sulawesi utamanya Sulsel dan pulau Maluku yang bagaikan huruf K ini, sebenarnya asal-muasalnya juga terdiri dari 4 suku atau 4 kerajaan (kebangsawanan). Angka 4 melambangkan 4 unsur: Tanah, Air, Angin, Api, yang membangun tubuh manusia. Juga melambangkan 4 hal: Syariat, Tarekat, Hakikat, Ma’rifat, yang membangun Islam. Kata Allah, Muhammad, Ahmad dan Islam dalam bahasa Arab pun terdiri dari 4 huruf Hujaiyyah. Bahkan nomor kode untuk telpon interlokal daerah Makassar adalah 0411 ( 0 + 4 = 11). Angka 4 melambangkan 4 suku awal di Sulsel dan angka 11 melambangkan huruf K bentuk pulau Sulawesi itu sendiri. Angka 0 mungkin melambangkan suatu angka yang masih belum jelas keadaan dan keberadaannya. Artinya bahwa angka 7 yang dilambangkan dengan angka 0 adalah merupakan angka yang masih misteri. Dan masih banyak lagi. Sulawesi ( bagaian Selatan) terdiri dari : Suku Tana Toraja (Tator), Suku Makassar, Suku Bugis dan Suku Mandar. Dari keempat suku tersebut, Suku Tana Torajalah yang sangat tertua yang dalam sejarah dikatakan sebagai penduduk asli pulau Sulawesi. Hingga kini para ahli sejarah tidak ada yang mengetahui dari mana sebenarnya datangnya orang-orang Tana Toraja ini yang sudah lama mendiami daratan Sulawesi khususnya bagian selatan. Sebab sangatlah aneh jika hanya orang-orang Tana Toraja saja di Nusantara bahkan Asia Tenggara dan sekitar Asia lainnya yang bisa mengawetkan mayat seperti di Mesir. Bahkan bisa menjalankan mayat seperti di negeri China. Ukiran dan manik-manik perhiasannya pun sama tuanya dengan manik-manik yang ditemukan di Pegunungan Himalaya. Begitu pula dengan Maluku terdiri dari 4 suku atau 4 kerajaan, yang dikenal dengan sebutan “Maluku Kie Raha”. Artinya “Maluku 4 Kerajaan (Gunung)”. Kata “Kie” sendiri yang artinya “Empat” merujuk ke huruf K. Empat kerajaan itu adalah: Jailolo, Bacan, Tidore dan Ternate. Untuk lebih jelasnya silahkan mempelajari sejarah Maluku Kie Raha.

Bila dihitung berdasarkan deret hitung, maka huruf K akan jatuh pada deret hitungan ke 11. Kalau berbicara mengenai angka 11, kita tentu teringat dengan 12 orang murid Nabi Isa as. yang berkhianat salah satunya yang bernama Yudas Escariot, sehingga tinggal 11 orang. Begitu pula dengan 11 orang saudara Nabi Yusuf as. yang membuang dan meninggalkannya di dalam sumur tua. Begitu pula dalam hadits Rasulullah saw. pernah berpesan bahwa barangsiapa yang membaca Al Ikhlas sebanyak 11 kali setelah Shalat Subuh, maka syaitan tidak akan dapat menggodanya, walaupun syaitan bersungguh-sungguh merayunya. Di lain Hadits pun Beliau berpesan bahwa untuk mengobati orang yang sakit gila, maka bacakanlah 11 kali Ayat Kusiy ke dalam bejana lalu memandikannya, insya Allah akan pulih. Masih banyak seputar kemuliaan angka 11.

Kita tentu masih mengingat peristiwa hancurnya gedung menara kembar World Trade Centre di New York, Amerika pada tanggal 11 September 2001. September sendiri terdiri dari 7 jenis huruf, dimana tiga huruf “e” dihitung satu huruf. Menara kembar tersebut berdiri bagaikan angka 11. Menurut Primbon Kejawen orang-orang Jawa, ada dikatakan bahwa: 

“Akan ada muncul peradaban baru yang dibawa oleh bangsa berkulit sawo matang. Warna kulit lainnya sudah mendapatkan masa kejayaannya. Yang mewakili bangsa kulit sawo matang itu adalah Indonesia. Kejayaan itu akan dibawa oleh seorang pemuda yang akan muncul di Pertengahan Wilayah Indonesia. Pemuda itu akan keluar dari Indonesia pertama kalinya akan menuju ke wilayah Semar dan memasuki Pusar Semar. Pemuda itu akan dipilih oleh masyarakat karena kejujurannya dan mempunyai ilmu pemahaman yang tinggi. Pemuda itu disebut sebagai Kiyai Ketibal (Kiyai yang tidak memakai sendal). Artinya Kiyai yang dekat dengan rakyat”. Kalimat bahwa Kiyai Ketibal (merujuk ke huruf K) akan muncul dari Pertengahan Wilayah Indonesia, kami melihatnya sebagai yang dimaksudkan adalah Sulawesi. Dan akan keluar pertama kalinya dari Sulawesi menuju ke arah Semar, dan memasuki Pusar Semar, berarti yang dimaksudkan adalah daerah Kalimantan. Adapun daerah yang disebut sebagai daerah Pusar Semar, masih belum jelas bagi kami, sebab ada empat daerah yang masuk dalam kategori sebagai daerah Pusar Semar, yaitu Bontang, Tenggarong, Samarinda dan Balikpapan. Tetapi kami lebih cenderung untuk mengatakan bahwa daerah Pusar Semar adalah “Bontang”, sebab kata “Bontang” terdiri dari 7 huruf. Jadi akan keluar pertama kalinya ke arah pulau Kalimantan (berhuruf awal K) dengan memasuki gerbang 7 (Bontang).
Seandainya pulau Kalimantan diganti dengan gambar Semar, maka nampaklah Tangan Semar seolah-olah menunjuk ke arah pulau Sulawesi. 

Jadi kalau digambarkan akan nampak seperti gambar di bawah ini: Berdasarkan ramalan Primbon Kejawen di atas, muncullah pertanyaan bahwa siapakah pemuda yang dimaksudkan tersebut dan dalam hal apa serta apa yang sebenarnya dibawa oleh dia sehingga dia dipilih oleh rakyat ? Dipilih jadi apa ? Mengapa harus keluar Sulawesi dan masuk ke daerah Pusar Semar (Kalimantan)? Kenapa tidak ke Jakarta sebagai Ibukota negara?
Jawabnya kita tunggu saja saatnya. Wallahu A’lam. “Maha suci Allah yang telah menjadikan khazanah- khazanahNya antara Kaf dan Nun.” (Hadits)

sumber : 
tulisan asli klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar